1. Berdasarkan laporan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemendagri Regional Bukitinggi, Sarjayadi, pelatihan diikuti oleh pejabat administrator dari 7 pemerintah kabupaten/kota yaitu Pemerintah Kota Tanjungbalai, Pemerintah Kota Pekanbaru, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu, Pemerintah Kabupaten Kampar, Pemerintah Kota Solok, Pemerintah Kabupaten Sijunjung dan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar.
2. Bapak Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri, Sugeng Haryono, kepemimpinan merupakan cara mempengaruhi orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Cara pemimpin mempengaruhi tersebut didapat dengan mengembangkan kompetensi kognisi, afeksi dan psikomotor. Ketiga kompetensi tersebut juga merupakan ranah pembelajaran yang disampaikan oleh Benjamin Bloom. Kompetensi kognisi ditandai dengan seluruh pengetahuan yang dibutuhkan pemimpin untuk melakukan pekerjaan bahkan pekerjaan yang bersifat teknis.
3. Kompetensi afeksi yang merupakan hal terpenting dari kompetensi pemimpin ditandai dengan adanya sikap dan perilaku yang ditunjang dengan kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ). Afeksi juga diperkuat dengan pilar revolusi mental yaitu etos kerja, gotong royong dan integritas. Terkait integritas, banyak tokoh besar yang memberikan contoh secara langsung. Contoh yang nyata dan dapat diambil pelajaran adalah bagaimana Wakil Presiden Pertama dan Bapak Proklamator, Bung Hatta. Dalam penggalan sejarah, Bung Hatta menginginkan sepasang sepatu yang iklannya terdapat di surat kabar. Bung Hatta menyimpan lembaran iklan karena belum mampu membeli dengan uangnya sendiri padahal ketika itu Bung Hatta memiliki kemampuan menggunakan keuangan negara membeli sepatu tersebut. Itulah integritas yang bisa disetarakan konsep Islam dikenal sebagai istiqomah dalam kebenaran.
4. Selain Bung Hatta, dalam kepemimpinan juga dikenal Hasta Brata dan Petuah Ki Hajar Dewantara dengan perkataannya Ing Ngarso Suntulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Pernyataan lainnya adalah 3 H dalam kepemimpinan yaitu Head, Heart dan Hand. Head artinya kemampuan memimpin dalam hal pengetahuan, heart adalah perasaan yang digunakan pemimpin dan hand adalah strategi pemimpin melakukan pekerjaan yaitu dengan berkolaborasi. Kolaborasi menjadi kebutuhan penting ditengah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
5. Akhirnya Kepala Badan mengingatkan bahwa menjadi pemimpin bukan hanya status dalam kepegawaian tetapi setelah selesai Pelatihan Kepemimpinan harus mampu lebih baik dalam melayani.
Link Terkait:
Instagram: https://www.instagram.com/p/CbeYQWerkSW/?utm_medium=share_sheet
Facebook: https://www.facebook.com/108243554208821/posts/510969893936183/?d=n